Siapa bilang IPA jauh dari dunia
seni? Apakah benar IPA hanya identik dengan deretan angka-angka, persamaan,
rumus dan hafalan? Sudah bukan jamannya lagi IPA diajarkan dengan cara yang
menegangkan. Pembelajaran IPA akan jauh lebih efektif dan bermakna jika dalam
pelaksanaanya dapat memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan
potensinya, termasuk dalam dunia seni.
Banyak cara yang dapat dilakukan
untuk mengintegrasikan IPA dengan seni. Howe
& Jones, (1993: 342-342) mengemukakan beberapa contoh pengintegrasin IPA
dengan seni diantaranya yaitu seni rupa, seni musik, serta seni tari dan drama.
Beberapa contoh lainnya merupakan pengalaman pribadi penulis.
IPA dan Seni Rupa
Kegiatan mengamati objek IPA dapat terintegrasi dengan
seni rupa. Misalnya menggambar objek pengamatan di bawah mikroskop, membuat
berbagai siklus kehidupan, mewarnai gambar keanekaragaman dan klasifikasi
makhluk hidup, dan sebagainya. Contoh pembelajaran lainnya yaitu pembelajaran
dengan menggunakan LKS cut and paste
design. Langkah kerja praktikum maupun diskusi pada LKS model ini dirancang
untuk ditempel dan digunting. Siswa dapat bekerja secara kelompok untuk
mengerjakan LKS. Hasil pekerjaan mereka lalu digunting dan ditempel pada karton
manila untuk selanjutnya ditata dan dihias sesuai dengan kreasi mereka. Melalui
kegiatan seperti ini keterampilan siswa dalam kolaborasi juga akan terlatih.
IPA dan Seni Musik
Berbagai jenis alat musik dapat dijadikan media
pembelajaran IPA, baik untuk menjelaskan konten IPA sendiri (misalnya tentang
getaran dan bunyi) atau pun hanya untuk mengiringi proses pembelajaran agar
suasana kelas menjadi lebih menyenangkan. Berbagai hafalan yang agak berat pun
akan terasa ringan jika dibawakan melalui nyanyian, misalnya nama-nama unsur,
taksonomi makhluk hidup, dan lain-lain.
IPA dan Seni Tari serta Drama
Aktivitas dalam kelas yang dilakukan untuk mengintegrasikan
IPA dengan drama adalah kegiatan bermain peran (role play). Anak pada tingkat SD dan SMP biasanya akan sangat menyukai metode role play dalam kelas.
Sementara itu anak pada usia akhir SMP atau SMA biasanya lebih menyukai
pementasan drama yang lebih serius dipertunjukkan dalam sebuah pementasan,
bahkan mereka lebih suka jika diberi kebebasan untuk membuat teks drama
sendiri. Tugas guru IPA dalam kegiatan pementasan drama ini hanya memberikan
tema IPA yang terkait dengan pertunjukan serta memberikan sedikit arahan. Dalam
kegiatan pentas drama ini diperlukan juga kolaborasi dengan mata pelajaran
lain, misalnya bahasa, agama, budi pekerti serta guru seni itu sendiri.
Kolaborasi dengan guru bahasa diperlukan dalam hal koreksi terhadap naskah
drama yang dibuat siswa ditinjau dari segi tata bahasa. Kolaborasi dengan guru
agama serta budi pekerti diperlukan agar karakter serta nilai-nilai kebaikan
dapat termuat dalam pementasan drama. Sedangkan kolaborasi dengan guru seni
sangat diperlukan untuk masukan unsur seni dalam pementasan drama. Pementasan
drama dapat dilakukan setidaknya satu kali dalam satu tahun, dengan mengundang
kehadiran orang tua atau masyarakat umum untuk menyaksikan-nya.
Sumber:
Howe, A. C., & Jones, L. (1993). Enganging
Children In Science. New York: Macmillan Publishing Company.
Seni tadi ya bu?? Ato seni tari??
BalasHapusSeni tadi ya bu?? Ato seni tari??
BalasHapusGood....
BalasHapus