Senin, 10 Agustus 2020

Bagaimana Mengemas Pembelajaran IPA Jarak Jauh?


Kita ketahui bersama bahwa cara terbaik mempelajari IPA adalah dengan melakukan tiga kegiatan penting yaitu pengamatan, inferensi dan komunikasi. Pengamatan terhadap objek IPA dapat dilakukan secara kualitatif (menggunakan alat indera) maupun secara kuantitatif (menggunakan alat ukur). Inferensi merupakan kegiatan merumuskan penjelasan mengenai hasil pengamatan. Penjelasan ini dilakukan untuk  menemukan pola-pola atau hubungan antar aspek yang diamati untuk membuat suatu perkiraan. Adapun komunikasi hasil penyelidikan dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. Jika siswa sudah dapat melakukan ketiga hal ini dalam mempelajari IPA, maka ini berarti bahwa kita sudah berhasil melatihkan keterampilan ptoses sains terhadap siswa.

Di masa pandemi ini, tentunya ada acara tersendiri untuk membuat pembelajaran IPA tetap menarik, tanpa mengesampingkan keterampilan proses yang harus dilatihkan kepada siswa. Penugasan bukan solusi utama jika tidak diawali dengan pemaparan materi pelajaran yang dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi secara tatap muka virtual. Jadi menurut hemat penulis, idealnya pada setiap bab materi IPA setidaknya harus ada satu kali tatap muka virtual. Tatap mata virtual dapat dilakukan dengan berbagai aplikasi seperti  Webex, Meet, Zoom, Teams, Videocall WA,  dan lain lain. Kita harus cermat dalam memilih aplikasi. Aplikasi yang kita pilih tentunya harus sesuai dengan kebutuhan kita. Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memilh aplikasi yaitu:

1.       Jumlah peserta didik. Untuk siswa dengan jumlah  sedikit sangat mubazir apabila menggunakan aplikasi yang sebetulnya dapat memuat banyak orang, apalagi jika aplikasi ini berbayar misalnya Webex dan Zoom.

2.       Durasi waktu pertemuan tatap muka virtual. Untuk durasi yang lumayan panjang, jangan pernah menggunakan aplilkasi garatis yang dibatasi waktu penggunaan,misalnya zoom gratisan yang hanya dibatasi 40 menit saja. Hal ini akan berersiko pembelajaran terputus  dan mood siswa menjadi hilang.

3.       Kepraktisan dalam mengecek kehadiran peserta. Sebenarnya ini dapat disiasati dengan cara menghimbau kepada peserta tatap muka virtual untuk menggunakan nama yang sesuai daftar hadir. Namun yang paling praktis adalah menggunakan aplikasi dimana akun peserta memang sudah terdaftar pada admin sekolah, sehingga ketika bergabung akan langung nampak nama peserta sesuai dengan daftar hadir. Contohnya Gmeet dari Gooogle Suite, serta Teams dari Office 365.

4.       Biaya data seluler atau banyaknya quota yang digunakan. Beberapa aplikasi yang fasilitasnya lebih lengkap justru terbukti sangat menguras quota seperti zoom dan webex. jika memang sangat urgen  untuk menggunakan  kedua aplikasi ini penulis tetap menyarankan, namu jika tidak terlalu urgen apalagi jumlah peserta sedikit maka sangat bijaksana rasanya jika kita menggunakan aplikasi yang sederhana saja.

Kembali ke pembelajaran IPA yang menarik dan dapat melatih keterampilan proses siswa, Penulis menyarankan agar menggunakan Learning management system (LMS), misalnya LMS rumah belajar, google classroom, dan Microsoft teams. Dengan LMS kita dapat mengupload video demo praktium, mengirim link laoratoruim maya, maupun link kegiatan praktikum lalinnya. Adapun penugasan terhadap siswa dapat dilakukan dengan cara meminta siswa untuk mengupload video tentang kegiatan praktikum sederhana yang mereka lakukan di rumah berdasarkan demonstrasi yang kita tunjukkan. Bisa juga dengan menugaskan siswa untuk melaporkan hasil pengamatan terhadap video praktikum yang ada. Laporan dapat berupa gambar, grafik,tabel,  maupun kesimpulan hasil penyelidikan. Di LMS kita juga dapat menyajikan suatu kasus untuk didiskusikan di forum LMS guna melatih kemampuan komunikasi siswa.

Lalu bagaimana caranya untuk pengambilan nilai aspek pengetahuan?  yang paling praktis dan bisa membuat siswa senang diantaranya yaitu dengan kuis pada aplikasi K-hooot, Quizizz, juga soal-soal berupa formulir seperti pada google form, Microsoft form, jotform, zoho dan lain-lain.

Sebagai contoh, berikut ini adalah program pelajaran IPA kelas 7 SMP Islam Athirah I Makassar selama semester ganjil (masa pandemi). 


Program ini dibuat setelah menghitung ketersediaan pekan efektif, juga ketersediaan jumlah jam IPA setiap pekannya. Berbeda dengan pembelajaran normal, pembelajarna IPA jarak jauh hanya dilakukan satu kali satu pekan dengan durasi 2 jam pelajaran @30 menit. Semoga dengan keterbatasan waktu anak-anak bisa lebih belajar secara mandiri.

Demikianlah cara penulis mengemas pembelajaran IPA di masa pandemi. Tetaplah berbagai karena berbagi tak akan mengurangi. Jika ada kritik, saran dan masukan, silahkan tulis di kolom komentar. Terimakasih.