Kamis, 06 Oktober 2016

Tujuh Kesadaran Baru Hidup Ekologis

Jika kita mendengar kata ekologis, biasanya yang terbersit di benak kita adalah kegiatan menanam pohon dan membuang sampah pada tempatnya. Padahal kedua hal tersebut hanya sebagian kecil dari hidup ekologis. Hidup ekologis harus diawali dengan kesadaran, membangun mind set lalu setelah itu kita dapat bergerak bersama-sama. Jika kita bergerak bersama-sama, kompak dan peduli maka gerakan kita akan membawa kontribusi yang besar teradap keselamatan bumi. Masalah  kerusakan alam yang terjadi di bumi ini adalah masalah kita bersama. Ibaratkan kita berada dalam satu perahu yang berlubang. Walaupun posisi kita duduk bukan berada pada lubang perahu tersebut, namun lubang itu akan membuat kita semua yang ada dalam perahu tersebut tenggelam. Kita tidak bisa menganggap lubang itu bukan lubang kita hanya karena posisi kita bukan disana. Lubang itu lubang kita semua.  Jadi tidak ada alasan lagi untuk kita tidak peduli pada masalah yang terjadi di sekitar kita.

Contoh sederhana misalnya ketika kita memiliki atau menghasilkan sampah plastik, kita tidak bisa lagi menganggap hal itu wajar dan biasa saja, seolah kita tidak membuat masalah terhadap bumi ini. Kita menganggap bahwa plastik dapat di daur ulang. Padahal daur ulang hanya memberi kontribusi yang kecil terhadap berkurangnya sampah di bumi. Langkah paling efektif adalah dengan mengurangi sampah. Misalnya setiap orang tidak lagi membeli air mineral dalam kemasan plastik dengan cara selalu membawa botol pribadi. Dengan demikian maka sudah berkurang satu sampah botol plastik di bumi ini. Jika setiap orang di bumi ini tidak lagi menggunakan botol plastik satu kali pakai, bayangkan banyaknya sampah plastik yang dapat dikurangi.

Hitung-hitungan kasarnya, misalnya seorang guru IPA SMP mengajar sebanyak 5 kelas dengan jumlah siswa perkelas sebanyak 30 orang, maka 5 kelas menjadi 150 orang. Jika 150 orang ini sudah dapat mengurangi satu sampah botol plastik dalam sehari, maka berapa botol yang mereka selamatkan selama seminggu, setahun, bahkan sebulan, cukup banyak bukan? Oleh karena itu mari bergerak.

Salah satua gerakan yang dilakukan di Athirah diawali dengan sosialisasi gerakan kesadaran baru hidup ekologis pada kegiatan rutin di Sekolah Islam Athirah yakni forum jumat. Bagi rekan-rekan yang ingin memiliki file presentasi pada kegiatan tersebut dapat diunduh melalui tautan berikut.https://drive.google.com/file/d/0B6arplbOKKL_RHFlV0dDTnBMVHM/view?usp=sharing

Jumat, 19 Agustus 2016

Modul Guru Pembelajar IPA

Banyak rekan guru IPA yang bertanya, persiapan apa yang harus dilakukan sebagai peserta guru pembelajar? Setidaknya guru dapat mulai membuka dan mengunduh pedoman yang ada pada situs guru pembelajar. Adapun untuk materi yang dipelajari ada pada modul guru pembelajar yang terdiri dari 10 kelompok kompetensi. Setiap kelompok kompetensi terdiri dari kompetensi pedagogik dan professional. Untuk guru mata pelajaran IPA, baik yang nantinya akan mendapat pelatihan tatap muka maupun dalam jaringan, dapat mulai mengunduh dan membaca 10 modul tersebut melalui tautan berikut:
1. Kelompok Kompetensi A (Perkembangan dan Potensi Peserta Didik / Pengukuran dan Klasifikasi Makhluk Hidup)
2. Kelompok Kompetensi B (Teori Belajar dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA / Energi dalam Ekosistem dan Klasifikasi Materi)
3. Kelompok Kompetensi C (Pendekatan-Pendekatan pada Pembelajaran IPA / Suhu dan Kalor, Perubahan Fisika dan Kimia serta Pemanasan Global)
4. Kelompok Kompetensi D (Model-Model Pembelajaran IPA dan Implementasinya / Gaya Dan Gerak, Serta Pemisahan Campuran)
5. Kelompok Kompetensi E (Media Pembelajaran / Sistem Organ Manusia dan Sifat Bahan)
6. Kelompok Kompetensi F (Penilaian Proses dan Hasil Belajar / Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya Pada Lingkungan)
7. Kelompok Kompetensi G (Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran / Materi Genetik)
8. Kelompok Kompetensi H (Komunikasi efektif / Cahaya, Alat Optik, Getaran, dan Gelombang)
9. Kelompok Kompetensi I (Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / Bumi dan Tata Surya)
10. Kelompok Kompetensi J (Penelitian Tindakan Kelas / Teknologi Ramah Lingkungan, Listrik, dan Magnet)
Demikian gambaran tentang modul IPA guru pembelajar, semoga bermanfaat!

Kamis, 04 Agustus 2016

Belajar IPA dengan Project Base Learning

Belajar IPA bukan hanya untuk sekedar menghafal konsep IPA. Bukan pula sekedar untuk memenuhi tuntutan kurikulum serta untuk lulus dalam ujan (ujian sekolah maupun ujian nasional).
IPA ada untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. IPA. Belajar IPA berarti belajar peduli terhadap permasalahan di sekitar lingkungan.
Salah satu model pembelajaran IPA yang mengangkat permasalahan serta menuntut siswa berperan aktif dalam pemecahan masalah tersebut adalah model pembelajaran berbasis proyek (Project base learning). Akar dari model ini adalah pembelajaran berbasis masalah (Problem base learning). Project base learning menuntut siswa menghasilkan suatu produk, sehingga produk tersebut dapat berkontribusi terhadap pemecahan masalah.
Contoh hasil karya siswa melalui project base learning dapat dilihat melalui video berikut ini:


video tersebut dapat dijadikan sebagai media kampanye gerakan hidup bersih. Demikian catatan tentang cara menikmati IPA hari ini, semoga bermanfaat. Keep spirit and enjoy your science!!

Rabu, 27 April 2016

PENTAS DRAMA SMP ISLAM ATHIRAH I MAKASSAR


Hari ini, kamis 28 April 2016 SMP Islam Athirah I Makassar menggelar pentas drama. Program ini merupakan program rutin tahunan  sekolah yang diselenggarakan di auditorium Sekolah Islam Athirah. Seluruh siswa kelas VIII ‘diharuskan’ tampil di depan orang tua/ wali siswa yang diundang hadir untuk menyaksikan pagelaran ini. Pementasan drama ini memerlukan persiapan yang cukup lama, mulai dari persiapan naskah drama, pengaturan pemain, latihan, persiapan kostum sampai persiapan panggung. Semua persiapan ini dilakukan oleh siswa yang dibantu oleh guru dan wali kelas.

Banyak keuntungan yang dapat diperoleh melalui program ini. Keuntungan tersebut diantaranya siswa dilatih bertanggung jawab, bekerja sama, mandiri  dan percaya diri. Program ini juga membawa misi pendidikan moral.  Banyak pesan yang disampaikan melalui pementasan drama ini. Program ini juga merupakan ajang silaturahmi antar orang tua siswa dan pihak sekolah.


Karena blog ini merupakan blog IPA, tentu saja harus dibahas keterkaitannya pementasan drama ini dengan IPA. Dimana letak IPA-nya ya…? Pengaturan pencahayaan dan pengaturan sound panggung dalam pementasan drama merupakan aplikasi IPA, bukan?. Mengenai sound panggung, selain narasi oleh narator dan music background, semua percakapan dalam drama ini “mengandalkan’ suara langsung dari pemainnya (tanpa pengeras suara). Anak-anak dilatih untuk mengeluarkan suara dengan bantuan diafragma, sehingga menghasilkan power yang lebih besar. Ingat kan tentang prinsip bernafas? Ada dua macam yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut. Pernafasan dada terjadi karena proses kontraksi dan relaksasi otot pemimpin tulang rusuk. Sedangkan pernafasan perut dipengaruhi oleh kontraksi dan relaksasi otot diafragma. Otot diafragma itu sendiri adalah otot yang teletak diantara rongga data dan rongga perut.

Senin, 25 April 2016

Komentar untuk Blog Sang Pengajar

Tugas kelima dari 'kelas blog' ini sempat membuat bingung...
Mau mengomentari apa ya??

Berdasarkan tampilan, blog Catatan Sang Pengajar sudah enak dipandang. Hanya itu komentar saya, karena saya bukan orang yang ahli grafis, dan bukan juga orang yang memiliki jiwa seni yang tinggi.

Berdasarkan konten informasi, blog Catatan Sang Pengajar sangat kaya akan informasi, terutama yang menyangkut dunia pendidikan. Tidak heran apabila pemilik blog ini mendapat penghargaan dalam ajang 'Anugerah Peduli Pendidikan' dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sedikit saja masukan buat blog Catatan Sang Pengajar...
Terus terang, saya tidak terlalu nyaman dengan banyaknya iklan yang hanya sedikit berkaitan dengan dunia pendidikan. Pernah suatu periode tertentu blog Catatan Sang Pengajar terkesan gado-gado dan 'sedikit' mengabaikan misi pendidikan dan lebih memunculkan misi bisnis. Namun belakangan ini saya melihatnya sudah tidak demikian.

Semoga catatan kecil saya ini bermanfaat untuk pemilik blog Catatan Sang Pengajar khususnya, dan pembaca pada umumnya

BERKEBUN ORGANIK (Ecocamp part 2)

Salah satu hal menarik yang bisa dipelajari di ecocamp adalah kita dapat belajar tentang budidaya tumbuhan organik. Berkebun secara organic artinya berkebun tanpa menggunakan pupuk anorganik buatan pabrik serta tanpa menggunakan zat pestisida serta pembasmi hama lainnya.

Pada dasarnya tumbuhan memerlukan zat anorganik untuk kebutuhan hidupnya. Secara alami tumbuhan akan mengambil zat anorganik tersebut dari dalam tanah. Lihatlah tumbuhan di hutan yang tidak pernah diberi pupuk, namun tumbuh tersebut dapat tumbuh dengan subur,bukan?

Hal ini tidak lepas dari peranan organisme pengurai dan dekomposer. Organisme pengurai dan dekomposer dapat merubah senyawa organik dari makhluk hidup yang sudah mati menjadi senyawa anorganik. Jadi berkebun secara organic artinya menciptakan kondisi tumbuhan agar dapat memperoleh senyawa anorganik secara alami yang berasal dari penguraian zat organik.

Sekali lagi tumbuhan tidak memerlukan senyawa organik. Tumbuhan itu memerlukan senyawa anorganik. istilah “budidaya tumbuhan organik” hanya sekedar istilah yang untuk membedakan tumbuhan yang ditanam dengan cara konvensional. Walaupun istilah ini sering mengakibatkan salah kaprah.
Mau bukti kalau tumbuhan itu perlu zat anorganik, bukan zat organik?
Kalau ada dua pot tanaman di rumahmu, Coba siram saja siram salah satu tanaman dengan susu, dan salah satu tanaman dengan air tanah biasa. Yang mana kira-kira akan tumbuh dengan baik? Yups betul!! Jawabannya pasti yang disiram air biasa yang akan tumbuh dengan baik, karena air merupakan senyawa anorganik, sementara susu merupakan senyawa organik.

Kembali ke cara berkebun organic ala ecocam… Di ecocamp tanaman dibudidaya secara beragam. Dalam satu area perkebunan dibudidayakan berbagai macam sayuran dengan diselingi tumbuhan lainnya. Misalnya diantara deretan sawi ditamani tumbuhan biji matahari. Hal ini bertujuan untuk memutus siklus hidup dan sekaligus mengganggu pola makan serangga pengganggu maupun hama tumbuhan.
Satu hal lagi yg menarik, semua pupuk di ecocam, baik pupuk cair maupun pupuk padat, dibuat sendiri dengan memanfaatkan sampah dapur, kotoran hewan serta tumbuhan “pengganggu” yang bisanya hidup secara liar, misalnya eceng gondok dan tumbuhan krinyuh.

Resep pembuatan pupuk  yang saya dapat dari dua orang yang mengajari saya disana yaitu Pak Anda dan Pak Agus, dapat dilihat dan diunduh melalui tautan berikut.


Demikian, semoga bermanfaat

7 KESADARAN BARU HIDUP EKOLOGIS (Ecocamp Part 1)



Pengalaman pelatihan di Ecocamp sangat berkesan dan penuh makna. Salah satu hal yang dipelajari disana yaitu mengenai 7 kesadaran baru hidup ekologis yang terdiri dari:
1.       Berkualitas
2.       Kesederhanaan
3.       Hemat
4.       Peduli
5.       Semangat berbagi
6.       Kebermaknaan
7.       Harapan
Ketujuh tema ini disajikan dengan cara yang menarik dengan tayangan video dan game-game seru. Saya sangat ingin berbagi tentang hal ini.

Kebetulan dalam rangka yudisium Universitas Negri Yogyakarta periode april 2016, semua mahasiswa peserta yudisium yang berpredikat cumlaude mendapat tugas untuk memberi masukan pemikiran untuk kemajuan UNY. Oleh karena itu ini adalah kesempatan bagi saya untuk menularkan 7 kesadaran baru hidup ekologis kepada semua komponen yang ada di UNY.
Makalah yang saya buat berjudul UNY Menuju Kampus yang Ekologis. Semoga makalah ini dapat memberi sedikit sumbangan pemikiran bagi UNY khususnya dan bagi teman-teman pembaca blog saya.

Trimakasih

Selamat Datang di Blog Pecinta IPA

Blog ini dibuat untuk siswa, guru dan semua orang yang suka dengan IPA atau sedang berusaha suka IPA. Tidak ada alasan kita untuk tidak menyukai IPA karena IPA sangat dekat dengan kehidupan kita. Dalam aktivitas yang kita lakukan setiap hari sebenarnya secara tidak langsung kita sudah belajar IPA. So guys..enjoy your science, OK???

Selasa, 29 Maret 2016

Lomba Penelitian Siswa Nasional Tahun 2016


Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama tahun ini menggelar lomba penelitian siswa nasional (LPSN). LPSN tahun 2016 bertujuan untuk meningkatkan apresisasi siswa terhadap inovasi, invensi, dan daya cipta dalam IPTEKS. Selain itu ajang ini bertujuan untuk menjalin komunikasi sekaligus kompetisi yang sehat diantara siswa-siswi se-Indonesia yang aktif dalam kegiatan Karya Ilmiah Remaja (KIR).

Dengan sub tema: "Memanfaatkan sumber daya yang tersedia di lingkungan sekitar guna menumbuhkembangkan inovasi, invensi dan daya cipta di Sekolah", LPSN yang digelar mencakup tiga bidang lomba yaitu:
1. Ilmu Pengetahuan Sosial Kemanusiaan dan Seni
2. Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan
3. Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa.

Hal-hal yang menyangkut teknis lomba secara lebih terperinci dapat dilihat melalui Petunjuk Pelaksanaan Lomba Penelitian Siswa Nasional (LPSN) 2016.

Sabtu, 12 Maret 2016

Cara Mengakses Artikel Jurnal Internasional yang Tidak Berbayar

Setelah berbagai alamat jurnal internasional saya kunjungi, ternyata banyak sekali artikel jurnal yang berbayar. Sudah klik sana klik sini, ujung-ujungnya tidak bisa download.
Kebetulan saya menemukan satu alamat yang memudahkan kita untuk mencari dan mendownload jurnal dengan gratis atau  yang dikenal dengan istilah open access journals.
Berikut ini caranya:
  • Kunjungi alamat  http://www.scirp.org/journal/NS/
  • Klik menu ‘journals’
  • Ketik key-word sesuai dengan jurnal yang kita kehendaki
  • Setelah itu akan muncul tampilan berikut.

                             


Setelah itu biasanya akan muncul banyak judul artikel jurnal yang terkait sesuai dengan key-word yang kita masukan. Agar tidak terlalu banyak waktu yang kita habiskan untuk melihat artikel tersebut satu persatu, ada baiknya kita batasi pencarian kita pada judul (title). Jangan lupa untuk mencentang ‘complete matching’ jika key word yang kita masukan lebih dari saatu kata, artinya kata-kata yang kita masukkan merupakan satu kesatuan.

Misalnya dengan memasukan kata scientific literacy, akan muncul lebih dari 100 artikel yang terkait dengan scienticic dan literacy. Akan tetapi jika kita mencentang ‘complete maching’ maka artikel yang muncul hanya puluhan saja, karena artikel yang muncul hanya yang mencantumkan kata ‘scientific literacy’ secara berurutan.
Demikian tips kali ini. Semoga bermanfaat...

Rabu, 09 Maret 2016

Mencari Jurnal Internasional Terindeks (Bagian 1)


Pada era sekarang ini, seorang guru dituntut untuk selalu meng-update pengetahuannya di bidang pendidikan. Berbagai riset di bidang pendidikan dapat kita peroleh melalui jurnal. Banyak jurnal di bidang pendidikan yang dapat kita akses melalui internet, namun tidak jarang jurnal tersebut termasuk predator atau jurnal ‘abal-abal’.  Jurnal yang ‘diakui’ risetnya dalam skala internasional diantaranya yaitu jurnal yang terindeks oleh DOAJ dan SCOPUS.
Cara untuk mencari jurnal yang terindeks DOAJ yaitu dengan membuka alamat https://doaj.org. Biasanya kita lebih memilih mencari jurnal berbahasa Indonesia atau jurnal berbahasa inggris yang authornya orang Indonesia, karena jurnal seperti ini akan lebih mudah dipahami. Jika kita menuliskan key-word education pada kolom pencarian dengan kategori author dari Indonesia, maka akan muncul sekitar 300 lebih alamat jurnal. Berikut ini adalah alamat jurnal di bidang pendidikan IPA terindeks DOAJ yang berhasil dirangkum oleh penulis.

Adapun cara mencari alamat jurnal yang terindeks Scopus adalah dengan terlebih dahulu membuka http://scimagojr.com/. Ada sekirat lebih dari 900 jurnal yang terindeks scopus dengan key-word education dengan tidak membatasi negara asal author. Jurnal-jurnal tersebut dirangking, dan memiliki nilai indeks. Jurnal yang nilai indeksnya tinggi akan dengan mudah terarah ke alamat homepage, namun tidak demikian untuk jurnal dengan nilai indeks rendah. Berikut ini alamat jurnal di bidang pendidikan IPA bernilai indeks tinggi yang berhasil dirangkum penulis.
Demikian rangkuman alamat jurnal pendidikan IPA yang terindeks DOAJ dan SCOPUS. Semoga bermanfaat.
Sumber: